Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

18 November 2011

Studi: Tembok Ratapan itu Palsu


suarAsia - Kampanye Palestina untuk Dunia

Posted by: im_firman | 18 November 2011


Mutawakkil Taha, Wakil Menteri Informasi Otoritas Palestina di website Departemen Penerangan pada Rabu telah mempublikasikan hasil studinya yang melibatkan sejumlah fakta sejarah, yang menegaskan bahwa dinding Barat merupakan dinding Islam dan merupakan bagian integral dari Masjid Al Aqsa dan Haram al-Sharif, dan itu merupakan posisi yang diungkapkan oleh pemimpin Palestina Yasser Arafat. 

Dia menyatakan bahwa tembok itu terletak di Kota Tua Yerusalem, dan bukan sisa peninggalan dari Kuil Yahudi yang dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 SM, tetapi merupakan bagian integral dari Masjid Al-Aqsa.

Studi ini mengatakan bahwa sampai 1917, orang Yahudi tidak sekali pun beribadah dalam tembok ini, karena generasi orang-orang Yahudi itu berkumpul di sana untuk menangis atas hilangnya struktur kuilnya, bukan untuk beribadah.

Taha dalam studinya menjelaskan bahwa Tembok Buraq (Tembok Ratapan bagi Yahudi) yang Israel mengklaimnya atas kepemilikan palsu, sebenarnya merupakan bagian integral dari Masjid Al Aqsa dan al Haram-Sharif, yang merupakan wakaf keluarga Boumedienne asal Aljazair, bukan batu yang sejarahnya merujuk ke pemerintahan Raja Salomo.
Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyerukan Otoritas Palestina untuk menolak dan mengutuk studi yang dilakukan Otoritas yang isinya membantah klaim Israel terhadap Tembok Buraq (Tembok Ratapan), sebuah dinding di barat Masjid Al-Aqsa.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu mengatakan pada hari Kamis bahwa penolakan terhadap hubungan antara rakyat Yahudi dengan Tembok Ratapan oleh Menteri Informasi Palestina itu keliru dan merupakan sebuah skandal yang nyata.

Dia menambahkan bahwa penyangkalan oleh Otoritas Palestina itu menempatkan tanda tanya besar pada niat sangat nyata dalam hal untuk mencari perjanjian damai yang didasarkan pada koeksistensi dan pengakuan bersama.

Pernyataan Netanyahu itu menyatakan bahwa Tembok Barat adalah tempat paling suci orang-orang Yahudi selama hampir dua ribu tahun sampai kehancuran Haekal Suci Kedua, dan ini bukan pertama kalinya Palestina mencoba mendistorsi fakta-fakta sejarah, dalam rangka untuk menyangkal hubungan antara orang-orang Yahudi dan tanah airnya.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Pemerintah Israel mengharapkan kepala Otoritas Palestina mencuci tangan mereka dari situasi ini dan menahan diri dari fakta-fakta sejarah distorsi dan bekerja untuk mendorong pembangunan jembatan mengarah menuju perdamaian rekonsiliasi bersejarah antara kedua bangsa. (milyas/aljzr)
arsip : Minggu, 28/11/2010 12:53 WIB




Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

...
Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.