“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh
Akan lahir dari ilmu:
kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'
[ 03 Nov' 2011 ] Dites Baca Qur'an, Cabup Aceh Berguguran
Berita Lokal
SuarAsia - Delapan calon bupati yang ikut dalam pemilu kada Aceh dinyatakan gagal karena tidak mampu membaca Quran yang merupakan salah satu syarat pendaftaran calon kepala daerah di Provinsi Aceh.
Anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh yang juga Ketua Pokja Uji Baca Quran Akmal Abzal mengatakan kedelapan calon bupati yang gagal berasal dari Kabupaten Singkil, Aceh Barat, Aceh Utara, Aceh Timur dan Benar Meriah.
"Kandidat yang paling banyak tidak bisa membaca Quran di Aceh Utara tiga orang, di Benar Meriah dua orang dan di kabupaten lain masing-masing satu orang," jelas Akmal, Kamis (3/11).
Menurut Akmal, kandidat calon kepala daerah yang tidak mampu membaca Quran secara otomatis akan gugur karena mampu membaca Quran merupakan salah satu syarat pendaftaran calon.
"Kalau salah satu sayarat saja tidak lulus, maka kandidat akan gugur. Begitu juga dengan uji mampu baca Quran," pungkas Akmal.
(media-indonesia)
...***Brigade Al-Karamah***...
PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL
Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah. |
No comments:
Post a Comment