Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

30 December 2011

Sudah 112 Negara Mengakui Palestina

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 5 Safar 1433 H

Sedikitnya 112 negara di seluruh dunia secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara hingga Kamis (15/12). Yakni, mulai dari kawasan Afrika hingga Asia, Eropa dan Amerika Latin.

Islandia secara resmi mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka seutuhnya. Ini berarti, Islandia adalah negara Barat atau Eropa pertama untuk melakukannya [baca: Islandia Negara Barat Pertama yang Mengakui Palestina].(ANS/Ant/AFP)


Islandia, Negara ke-112 yang Mengakui Kemerdekaan Palestina

Setelah Islandia mengakui kedaulatan Palestina, tercatat hingga Jumat (16/12), sudah 112 negara di seluruh dunia yang secara formal telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Negara-negara tersebut terbentang dari Afrika sampai Asia, Eropa hingga Amerika Selatan.

Di Amerika Latin, Uruguay dan Peru, menambah jumlah negara di kawasan Amerika Selatan yang mengakui keberadaan Palestina pada tahun ini. di mana 12 dari 13 negara di kawasan itu secara resmi mengakuinya sebagai sebuah negara. Hanya Kolombia, sekutu utama Amerika Serikat yang tidak mengikuti jejak mereka. Untuk kawasan Amerika Tengah, negara-negara yang mengakui keberadaan Palestina terdiri dari Kuba, Kosta Rika, Nikaragua, Honduras dan El Salvador.

Negara-negara di kawasan Arab juga telah mengakui keberadaan Palestina, termasuk Suriah pada bulan Juli tahun ini. Untuk kawasan Eropa, Islandia menjadi negara terakhir yang mengakui keberadaan Palestina sebagai negara menyusul langkah Republik Ceska, Hungaria, Malta dan Polandia.


Islandia Negara Barat Pertama yang Mengakui Palestina

Reykjavik : Islandia secara resmi mengakui Palestina sebagai negara yang merdeka seutuhnya, Kamis (15/12). Ini berarti, Islandia adalah negara Barat atau Eropa pertama untuk melakukannya.

Di hadapan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Malki, Islandia yang diwakili Menlu Ossur Skarphedinsson mengatakan, Islandia telah menyepakati hal itu sebagai pertanda baik awal tahun ini. Islandia juga meminta semua pihak untuk menghentikan kekerasan apa pun terhadap Palestina.

"Kami telah mendukung perjuangan Palestina. Hari ini tidak akan menjadi babak baru di Palestina, bangsa Islandia secara resmi mengakui kedaulatan penuh negara Palestina," ucap Skarphedinsson dalam deklarasi pengakuan Palestina. Adapun pada November silam, parlemen Islandia memberikan suara dalam mendukung wilayah Palestina sebagai negara merdeka di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Izinkan saya untuk mengatakan bahwa pengakuan ini penting sebagai implikasi yang sangat positif dalam hal mencapai perdamaian. Mengingat fakta bahwa Islandia adalah negara pertama. Kami yakin pengakuan ini memiliki pengaruh positif terhadap negara-negara lain untuk mengikuti langkah yang sama," ungkap Al-Malki. Ia menambahkan, Palestina berharap negara lain akan mengikuti jejak Islandia.(DES/ANS/Reuters)



11 December 2011

9 Desember, Mengenang Intifada Pertama Palestina dimulai

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 16 Muharram 1433H/11 Desember 2011

Tanggal 9 Desember 1987, dimulailah gerakan kebangkitan rakyat Palestina untuk melawan rezim Zionis yang telah menjajah tanah air mereka.

Kebangkitan rakyat Palestina yang dinamakan Intifada ini terjadi menyusul semakin kerasnya aksi teror dan represi dari kaum Zionis terhadap bangsa Palestina dan berlanjutnya pendudukan rezim tersebut atas tanah milik mereka.

Di samping itu, bangsa Palestina juga telah putus harapan atas bantuan dari pemerintahan Barat dan organisasi-organisasi Plaestina yang ada.

Gerakan Intifada pertama setelah beberapa tahun terhenti, kembali dilanjutkan pada bulan September tahun 2000, yang diberi nama "Intifada Masjid Al-Aqsha".

Di antara keistimewaan gerakan ini adalah adanya dukungan luas dari rakyat, kepercayaan bahwa Islam satu-satunya jalan keselamatan, dan ketiadaan ketergantungan pada negara-negara lain. Oleh karena keistimewaan inilah, meskipun tidak berbekal senjata, namun gerakan ini tidak bisa dikalahkan oleh rezim penjajah Zionis.

Tanggal 9 Desember 1917, dalam periode Perang Dunia Pertama, pasukan Inggris berhasil mengalahkan tentara Ottoman di Palestina dan wilayah ini pun diduduki oleh Inggris. Pada bulan Oktober tahun berikutnya, Inggris mengadakan perjanjian penghentian perang dengan Ottoman dan sebagian besar kawasan Timur Tengah diduduki oleh Inggris. Pendudukan Palestina oleh Inggris merupakan langkah penting dalam realisasi Deklarasi Balfour yang berisi rencana pendirian negara Zionis di tanah milik bangsa Palestina.[irib/im]

07 December 2011

Skenario Dramatis Barat terhadap Iran

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 12 Muharram 1433 H
















Amerika Serikat, Eropa, dan rezim Zionis Israel telah merancang skenario berbahaya dan manipulatif terhadap Republik Islam Iran. Media-media mainstream juga aktif melancarkan serangan propaganda dan memanipulasi fakta untuk mengucilkan negara-negara independen seperti Iran.

Kampanye kotor Barat terdiri atas dua dimensi utama: Pertama, skenario yang menuding Iran berencana membunuh Duta Besar Arab Saudi untuk Washington. Langkah ini akan memudahkan Barat untuk mengeluarkan peryataan seragam bahwa Tehran mensponsori terorisme. Dan kedua, Barat menunggangi lembaga-lembaga internasional, termasuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk merilis laporan yang memojokkan Iran terkait program nuklir damainya. Kebijakan ini tentu akan meletakkan dasar bagi AS dan sekutu-sekutunya untuk mempromosikan sanksi baru dan ancaman serangan militer terhadap Iran.

Skenario Amerika, Eropa, dan Israel dirancang begitu cerdik dan tajam untuk membuat masyarakat internasional percaya atas klaim-klaim tak berdasar mereka.

Sementara tahap pertama kampanye anti-Iran adalah menciptakan kekacauan internal dan menggerakkan anasir-anasir pro-Barat di tengah pergolakan dan kebangkitan rakyat di negara-negara regional. Namun, skenario ini gagal karena kuatnya persatuan di tengah masyarakat Iran ditambah lagi sikap anti-Barat bangsa ini.

Tahap kedua kebijakan konfrontatif itu adalah menuding Iran berupaya melancarkan aksi teror di AS. Tudingan itu selain bertujuan untuk mengucilkan Iran di kancah internasional, juga sebagai alat untuk mengalihkan perhatian publik dunia atas gelombang krisis ekonomi yang menyapu AS dan seluruh Eropa. Gerakan Occupy Wall Street muncul untuk menuntut reformasi sosial, politik, dan ekonomi di struktur pemerintahan Washington dan sistem kapitalis. Gerakan itu telah merambah seluruh Amerika dan menjalar ke negara-negara lain di dunia.

Ironis, jika AS menuding Iran mensponsori aksi terorisme di dunia pada saat negara adidaya itu telah meluncurkan lebih dari 20 perang internasional dan membunuh jutaan warga dunia. Bukankah AS sponsor terbesar terorisme di dunia? Paling tidak, AS bertanggung jawab atas kematian puluhan juta warga tak berdosa selama perang Korea, Vietnam, Afghanistan, Irak dan perang-perang lain.

Adapun tahap berikutnya skenario anti-Iran adalah klaim bahwa Tehran berupaya memproduksi senjata nuklir. IAEA merilis laporan yang menyatakan program nuklir Iran kemungkinan dialihkan untuk tujuan militer. Laporan tak berdasar ini telah menghasut pemerintah Barat untuk mengambil tindakan lebih jauh terhadap Iran, termasuk sanksi sepihak dan bahkan ancaman serangan militer.

Laporan tersebut juga telah meletakkan dasar bagi sejumlah negara Eropa seperti, Inggris dan Belanda, untuk menjatuhkan sanksi keuangan yang lebih keras terhadap Iran dan memutuskan perdagangan mereka dengan negara Teluk Persia ini. Hal itu juga mendorong Israel untuk memperbaharui ancaman perangnya terhadap Iran, yang secara diam-diam didukung oleh AS dan sekutu-sekutunya di Eropa.

Sayangnya, organisasi internasional seperti, IAEA dan Dewan Keamanan PBB telah berubah menjadi alat politik AS dan sekutunya untuk menekan negara-negara yang bertentangan dengan mereka.

Skenario anti-Iran sedang berlangsung dan memiliki pendukung sendiri. Namun yang jelas, bangsa Iran tidak akan menyerah bahkan sedikitpun tidak akan tunduk pada tuntutan kekuatan-kekuatan arogan. Tehran juga mengetahui bagaimana cara mempertahankan diri terhadap ancaman psikologis atau militer musuh. (IRIB Indonesia/RM/NA) Kamis, 2011 Desember 01 11:53



Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

...

04 December 2011

Dokumen Kejahatan Perang Bush & Blair Akan Diserahkan ke PBB

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 04 Desember 2011

Satu sidang di pengadilan kejahatan perang Malaysia akan menyerahkan dokumen-dokumen mengenai kejahatan yang dilakukan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, dan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair, di Irak kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pengadilan juga akan menginformasikan ke PBB mengenai putusan yang dikeluarkan untuk Bush dan Blair pada sidang pengadilan kejahatan perang simbolis yang diselenggarakan di Malaysia baru-baru ini.

Kepada kantor berita Iran (IRNA), Sing selaku ahli hukum Malaysia yang hadir di pengadilan simbolik itu mengatakan, bahwa putusan akhir dikeluarkan untuk para penjahat perang dan akan diserahkan kepada sidang Majelis Umum PBB mendatang.

Sing mengatakan ,penyelenggaraan pengadilan simbolik dan putusan itu dikeluarkan bertujuan untuk mempercepat proses mengakhiri pendudukan Amerika Serikat (AS) terhadap Irak.

Dia mencatat bahwa putusan yang dikeluarkan oleh pengadilan hanyalah satu simbolik, namun dokumen-dokumen yang digunakan untuk itu begitu otentik dan dapat diandalkan, bahkan dapat digunakan dalam setiap pengadilan yang nyata di masa depan.(antara)


Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

...

Republik Islam IRAN, Kekuatan Baru di Pentas Dunia !

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 04 Desember 2011

Pejabat AS Terang-Terangan Usulkan Teror Pejabat Iran

Para pejabat Amerika Serikat dalam sebuah sidang secara resmi dan terang-terangan mengusulkan dilakukannya operasi rahasia untuk meneror para pejabat tinggi Iran.

Fars News (27/10) melaporkan, belum lama Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, berbicara mengenai budaya teror di Amerika Serikat dan sekutunya, pernyataan para pejabat Amerika Serikat dalam sidang Kongres itu membuktikan kebenaran pernyataan Ahmadinejad.

Beberapa waktu lalu, Ahmadinejad mereaksi tudingan seraya menyatakan, budaya teror adalah milik Amerika Serikat dan pihak-pihak yang tidak beradab, bukan bangsa Iran.

Setelah berbagai tekanan, sanksi, embargo, dan politik konfrontatif Barat dan Amerika Serikat anti-Iran dan sekutunya di kawasan termasuka Suriah dan Hizbullah Lebanon, para pejabat Amerika Rabu (26/10) secara resmi dalam sidang di Kongres mengusulkan teror sejumlah pejabat tinggi di Iran.

AFP melaporkan, sejumlah pejabat tinggi militer dan pengamat militer Amerika Serikat mengusulkan teror sejumlah pejabat dan tokoh di Iran khususnya di Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) atau Pasdaran.

Mantan panglima pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat, Jack Kean, dalam sidang dengar pendapat Kongres mengatakan, "Mengapa kita tidak bunuh saja mereka [pejabat Iran]? Mereka telah membunuh sekitar seribu warga Amerika Serikat, lalu mengapa kita tidak meneror mereka? Saya tidak mengatakan melancarkan operasi militer, akan tetapi saya mengusulkan operasi rahasia [teror]."

Situs Aljazeera dalam hal ini melaporkan, "Setelah tuduhan para pejabat Amerika Serikat bahwa Pasdaran Iran terlibat dalam rencana teror Duta Besar Arab Saudi untuk Washington, kembali Amerika Serikat dan Iran saling bersitegang."

Kean yang saat ini juga menjadi anggota Komisi Keamanan Dalam Negeri di Parlemen AS itu mengatakan, "Iran harus mendapat tekanan hebat."

Reuel Marc Gerecht, mantan pengamat Timur Tengah di CIA dan anggota Lembaga Perjuangan Demokrasi, menjelaskan bahwa Pasdaran Iran tidak menggunakan logika yang digunakan oleh Amerika Serikat, dan bahwa Pasdaran tidak akan gentar kecuali salah satu pejabatnya ditangkap atau diteror.

Gerecht bahkan secara langsung menyebut nama Qasem Soleimani, Panglima Pasukan Qods Iran, untuk ditahan atau diteror.

Sebagian pengamat berpendapat bahwa setelah gagal melontarkan isu serangan militer ke Iran, sekarang Amerika Serikat mulai mencari alasan untuk menjustifikasi operasi rahasia teror para pejabat Iran. Langkah awalnya dengan melontarkan tudingan rencana teror Dubes Arab Saudi untuk Washington oleh Pasdaran Iran.
(IRIB/MZ/PH)

Embargo Bank Sentral Iran, Ekonomi Eropa Rugi

Kantor berita Fars melaporkan, Wakil Menteri Keuangan Amerika, David Cohen mengaku bahwa dunia dan Eropa akan rugi jika mengembargo Bank Sentral Iran. Berkaitan hal itu ia mengatakan, "Kita saat ini sedang mengevaluasi kemungkinan akibat embargo ini terhadap ekonomi dunia dan mitra-mitra kami."

Berdasarkan laporan koran Amerika, The Wall Street Journal, melaporkan, Amerika berusaha menarik pendapat dan simpati Uni Eropa soal sanksi terhadap Bank Sentral Iran.

Ahad kemarin (23/10) David Cohen berkunjung ke Eropa guna membahas masalah itu dengan sekutunya di Eropa.

Sejak tahun 1979, Amerika telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran. Antara Amerika dan Iran tidak ada kerjasama ekonomi yang bisa diandalkan, sehingga mengembargo Bank Sentral Iran tidak akan berpengaruh apapun terhadap kondisi ekonomi Iran. Berbeda dengan Eropa, Eropa mempunyai hubungan dagang yang sangat luas dengan Iran. Tahun lalu transaksi antara Iran dan Uni Eropa mencapai 25 miliar euro.

Berdasarkan laporan tersebut, para pejabat Eropa dan Amerika merasa khawatir akan terjadi kenaikan drastis terhadap harga minyak dunia jika diberlakukan sanksi terhadap Bank Sentral Iran. Karena Iran merupakan negara pengekspor minyak terbesar keempat di dunia.

Berkaitan dengan masalah itu, Presiden Obama menggelar rapat bersama dengan para pejabat Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan para pejabat Gedung Putih.

Disebutkan pula bahwa para pejabat Amerika dan Eropa tidak dapat berharap banyak kepada Cina, dan India untuk bergabung dengan mereka.

Menurut rencana, Cohen akan berkunjung dari London ke kota-kota Eropa lainnya seperti Paris, Berlin, dan Roma. Kunjungan tersebut dalam rangka mencari dukungan untuk memberikan sanksi terhadap Iran. Anehnya rencana kunjungan tersebut telah diagendakan sebelum terjadi rencana kasus teror terhadap Duta Besar Arab Saudi di Washington, Adel al-Jubeir.

Amerika berharap dengan cara menggelontorkan kasus rencana Iran meneror Dubes Saudi di Washington, Eropa akan mengikuti dan mendukung kebijakan anti-Irannya. Amerika telah mengklaim bahwa Iran berencana meneror Dubes Saudi di Washington, namun hingga kini tidak ada bukti yang membenarkan klaim teresebut. Bahkan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu secara resmi menolak klaim Washington itu. (IRIB/RA/SL)


Iran Pemenang Perang di Irak

_______________________________________________



Koran USA Today dalam analisanya mengevaluasi capaian militer Amerika Serikat dalam pendudukannya selama sembilan tahun di Irak. Koran beroplah besar di Amerika Serikat itu mengakui bahwa Iran menjadi pemenang perang di Irak.

Masalah penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak dan dampaknya bagi kepentingan AS di Timur Tengah, dikupas dalam analisa tersebut.

Di awal analisa itu disebutkan, "Di dunia fantasi dan ideal, perang Irak harus diakhiri dengan perdamaian, ketenteraman, stabilitas, dan demokrasi. Pada saat yang sama, Iran harus tergeser ke tepi, dan rakyat Irak seharusnya bersuka cita melupakan kegembiraan mereka di jalan-jalan dalam mengapreasi pengorbanan tentara Amerika Serikat dan tewasnya sekitar 4000 pasukan Amerika dalam proses penggulingan rezim zalim dan despotik."

"Namun di dunia nyata, para arsitek perang tidak membayangkan akan menyaksikan hari seperti ini. Sejak George W. Bush dengan bangga menyatakan 'mission accomplished', hingga kini muncul pertanyaan soal bagaimana Amerika Serikat dapat meraih kemenangan "relatif" di Irak dan dapat keluar dari negara itu secepat mungkin. Sembilan tahun telah berlalu dari bencana itu. Dua kali lipat masa Perang Dunia Kedua."

Sejumlah tokoh Republikan menuding pemerintah Obama bertanggung jawab atas kegagalan Amerika di Irak.

Akan tetapi koran USA Today menyebutkan, "Kegagalan perang di Irak merupakan hasil dari politik keliru Bush dan Cheney. Bagaimana mungkin Amerika Serikat dapat menjaga kepentingannya di Timur Tengah dengan mengusung pasukan ke wilayah itu." Kini opini publik rakyat Muslim sangat membenci Amerika Serikat dan tidak seperti yang diharapkan, dukungan terhadap Iran semakin kuat. Iran yang menjadi pemenang dalam perang di Irak.

Joe Lieberman, seorang senator AS pro-Israel, menentang keras penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak. Menurutnya, Amerika harus mempertahankan sedikitnya 100 ribu pasukannya di Irak. Ia mengakui kegagalan pemerintah Obama dalam berinteraksi dengan pemerintah Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki. Namun demikian, Lieberman bersikeras agar Washington terus berusaha karena jika tidak maka apa yang selama ini telah dikorbankan Amerika di Irak hangus.

Lieberman menuntut Obama harus kembali melakukan pendekatan persuasif lebih agresif dengan pemerintah Maliki soal keberadaan pasukan Amerika di Irak. Eskalasi pengaruh Iran di Irak, menjadi alasan utama Lieberman. (IRIB Indonesia/MZ)


__________________________________________________ ____________
Abad ini adalah abad kebangkitan kaum tertindas! {Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini}


Al-Azhar Mesir Membela Iran


"setiap negara Islam yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Israel dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah dosa dan kejahatan terhadap Islam"
(Mantan Ketua Komisi Fatwa al-Azhar Mesir, Syeikh Abdul Hamid al-Atrash)

______________________________________
Mantan Ketua Komisi Fatwa al-Azhar Mesir, Syeikh Abdul Hamid al-Atrash, dalam fatwa terbarunya menyatakan, setiap negara Islam yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Israel dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah dosa dan kejahatan terhadap Islam.

Koran al-Jumhuriyah terbitan Mesir (10/11) menulis, Syeikh al-Atrash menegaskan bahwa setiap setiap negara Arab yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah melakukan dosa dan kejahatan terhadap Islam, karena membantu musuh yang sama sekali tidak beriman kepada Allah Swt dan rasul-Nya.

Syeikh al-Atrash menegaskan, "Karena Allah Swt berfirman bahwa kaum mukminin adalah bersaudara."

Pejabat al-Azhar itu menambahkan bahwa negara-negara yang bungkam di hadapan fitnah Amerika Serikat juga sama-sama berdosa. Tidak hanya itu, Syeikh al-Atrash juga menegaskan bahwa negara-negara lain harus menghancurkan pihak mana pun yang membantu Amerika Serikat, Israel dan negara-negara lain yang berusaha menghancurkan sebuah negara Islam.

"Ini merupakan kewajiban pokok untuk setiap negara dan setiap orang yang hanya bungkam dan tidak melakukan apapun juga terlibat dalam dosa tersebut," tuturnya.

Dalam beberapa hari terakhir, akibat propaganda media massa mainstream dan para pejabat rezim Zionis anti-Iran, masalah serangan militer terhadap instalasi nuklir Iran atas tuduhan bohong Amerika Serikat kembali meningkat. Namun ancaman serangan terhadap Iran itu mendapat penentangan dari sejumlah negara termasuk Perancis, Rusia, dan Cina.
(IRIB Indonesia/MZ/SL)


Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

...

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.