Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

11 December 2011

9 Desember, Mengenang Intifada Pertama Palestina dimulai

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 16 Muharram 1433H/11 Desember 2011

Tanggal 9 Desember 1987, dimulailah gerakan kebangkitan rakyat Palestina untuk melawan rezim Zionis yang telah menjajah tanah air mereka.

Kebangkitan rakyat Palestina yang dinamakan Intifada ini terjadi menyusul semakin kerasnya aksi teror dan represi dari kaum Zionis terhadap bangsa Palestina dan berlanjutnya pendudukan rezim tersebut atas tanah milik mereka.

Di samping itu, bangsa Palestina juga telah putus harapan atas bantuan dari pemerintahan Barat dan organisasi-organisasi Plaestina yang ada.

Gerakan Intifada pertama setelah beberapa tahun terhenti, kembali dilanjutkan pada bulan September tahun 2000, yang diberi nama "Intifada Masjid Al-Aqsha".

Di antara keistimewaan gerakan ini adalah adanya dukungan luas dari rakyat, kepercayaan bahwa Islam satu-satunya jalan keselamatan, dan ketiadaan ketergantungan pada negara-negara lain. Oleh karena keistimewaan inilah, meskipun tidak berbekal senjata, namun gerakan ini tidak bisa dikalahkan oleh rezim penjajah Zionis.

Tanggal 9 Desember 1917, dalam periode Perang Dunia Pertama, pasukan Inggris berhasil mengalahkan tentara Ottoman di Palestina dan wilayah ini pun diduduki oleh Inggris. Pada bulan Oktober tahun berikutnya, Inggris mengadakan perjanjian penghentian perang dengan Ottoman dan sebagian besar kawasan Timur Tengah diduduki oleh Inggris. Pendudukan Palestina oleh Inggris merupakan langkah penting dalam realisasi Deklarasi Balfour yang berisi rencana pendirian negara Zionis di tanah milik bangsa Palestina.[irib/im]

No comments:

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.