Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

03 December 2011

Iran Minta OKI Aktif Sikapi Isu Dunia Islam

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 03 Desember 2011

Menteri Luar Negeri Iran Ali Akbar Salehi mengutuk keras setiap upaya asing untuk mengintervensi urusan Suriah, mendesak kerja keras menuju solusi diplomatik atas kerusuhan di negara Arab itu.

Pada sidang luar biasa komite eksekutif Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, Salehi mengatakan Kamis (1/12) bahwa kerusuhan di Suriah semata-mata harus diselesaikan melalui reformasi dan dialog yang komprehensif.

Salehi memuji sikap Suriah terhadap ambisi rezim Zionis Israel dan menekankan pentingnya menciptakan reformasi di Damaskus.

Dia juga menyatakan harapan kepada pemerintah dan bangsa Suriah untuk mengadakan pembicaraan yang konstruktif dan mengambil langkah-langkah untuk mendukung bangsa Palestina yang tertindas.

Seraya menyinggung situasi yang sensitif dan rumit di wilayah tersebut, Salehi meminta OKI untuk memainkan peran yang efektif dalam menyelesaikan isu-isu dunia Islam, terutama masalah Palestina.

Suriah telah mengalami kerusuhan sejak pertengahan Maret lalu. Ratusan orang, termasuk anggota pasukan keamanan, telah tewas dalam kekacauan itu.

Negara-negara Barat menuduh pasukan keamanan Suriah berada di balik pembunuhan, namun Damaskus menyalahkan kelompok teroris bersenjata dan anasir-anasir asing atas kekerasan mematikan di Suriah.

Presiden Bashar Assad telah memperingatkan terhadap setiap serangan asing di Suriah, mengatakan aksi militer akan menyebabkan ketidakstabilan menyeluruh di Timur Tengah. (IRIB Indonesia/RM/PH) Jumat, 2011 Desember 02 12:58


Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

...

No comments:

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.