suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia
Kampanye kotor Barat terdiri atas dua dimensi utama: Pertama, skenario yang menuding Iran berencana membunuh Duta Besar Arab Saudi untuk Washington. Langkah ini akan memudahkan Barat untuk mengeluarkan peryataan seragam bahwa Tehran mensponsori terorisme. Dan kedua, Barat menunggangi lembaga-lembaga internasional, termasuk Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk merilis laporan yang memojokkan Iran terkait program nuklir damainya. Kebijakan ini tentu akan meletakkan dasar bagi AS dan sekutu-sekutunya untuk mempromosikan sanksi baru dan ancaman serangan militer terhadap Iran.
Skenario Amerika, Eropa, dan Israel dirancang begitu cerdik dan tajam untuk membuat masyarakat internasional percaya atas klaim-klaim tak berdasar mereka.
Sementara tahap pertama kampanye anti-Iran adalah menciptakan kekacauan internal dan menggerakkan anasir-anasir pro-Barat di tengah pergolakan dan kebangkitan rakyat di negara-negara regional. Namun, skenario ini gagal karena kuatnya persatuan di tengah masyarakat Iran ditambah lagi sikap anti-Barat bangsa ini.
Tahap kedua kebijakan konfrontatif itu adalah menuding Iran berupaya melancarkan aksi teror di AS. Tudingan itu selain bertujuan untuk mengucilkan Iran di kancah internasional, juga sebagai alat untuk mengalihkan perhatian publik dunia atas gelombang krisis ekonomi yang menyapu AS dan seluruh Eropa. Gerakan Occupy Wall Street muncul untuk menuntut reformasi sosial, politik, dan ekonomi di struktur pemerintahan Washington dan sistem kapitalis. Gerakan itu telah merambah seluruh Amerika dan menjalar ke negara-negara lain di dunia.
Ironis, jika AS menuding Iran mensponsori aksi terorisme di dunia pada saat negara adidaya itu telah meluncurkan lebih dari 20 perang internasional dan membunuh jutaan warga dunia. Bukankah AS sponsor terbesar terorisme di dunia? Paling tidak, AS bertanggung jawab atas kematian puluhan juta warga tak berdosa selama perang Korea, Vietnam, Afghanistan, Irak dan perang-perang lain.
Adapun tahap berikutnya skenario anti-Iran adalah klaim bahwa Tehran berupaya memproduksi senjata nuklir. IAEA merilis laporan yang menyatakan program nuklir Iran kemungkinan dialihkan untuk tujuan militer. Laporan tak berdasar ini telah menghasut pemerintah Barat untuk mengambil tindakan lebih jauh terhadap Iran, termasuk sanksi sepihak dan bahkan ancaman serangan militer.
Laporan tersebut juga telah meletakkan dasar bagi sejumlah negara Eropa seperti, Inggris dan Belanda, untuk menjatuhkan sanksi keuangan yang lebih keras terhadap Iran dan memutuskan perdagangan mereka dengan negara Teluk Persia ini. Hal itu juga mendorong Israel untuk memperbaharui ancaman perangnya terhadap Iran, yang secara diam-diam didukung oleh AS dan sekutu-sekutunya di Eropa.
Sayangnya, organisasi internasional seperti, IAEA dan Dewan Keamanan PBB telah berubah menjadi alat politik AS dan sekutunya untuk menekan negara-negara yang bertentangan dengan mereka.
...***Brigade Al-Karamah***...
No comments:
Post a Comment