Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

04 December 2011

Republik Islam IRAN, Kekuatan Baru di Pentas Dunia !

suarAsia - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah | 04 Desember 2011

Pejabat AS Terang-Terangan Usulkan Teror Pejabat Iran

Para pejabat Amerika Serikat dalam sebuah sidang secara resmi dan terang-terangan mengusulkan dilakukannya operasi rahasia untuk meneror para pejabat tinggi Iran.

Fars News (27/10) melaporkan, belum lama Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, berbicara mengenai budaya teror di Amerika Serikat dan sekutunya, pernyataan para pejabat Amerika Serikat dalam sidang Kongres itu membuktikan kebenaran pernyataan Ahmadinejad.

Beberapa waktu lalu, Ahmadinejad mereaksi tudingan seraya menyatakan, budaya teror adalah milik Amerika Serikat dan pihak-pihak yang tidak beradab, bukan bangsa Iran.

Setelah berbagai tekanan, sanksi, embargo, dan politik konfrontatif Barat dan Amerika Serikat anti-Iran dan sekutunya di kawasan termasuka Suriah dan Hizbullah Lebanon, para pejabat Amerika Rabu (26/10) secara resmi dalam sidang di Kongres mengusulkan teror sejumlah pejabat tinggi di Iran.

AFP melaporkan, sejumlah pejabat tinggi militer dan pengamat militer Amerika Serikat mengusulkan teror sejumlah pejabat dan tokoh di Iran khususnya di Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) atau Pasdaran.

Mantan panglima pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat, Jack Kean, dalam sidang dengar pendapat Kongres mengatakan, "Mengapa kita tidak bunuh saja mereka [pejabat Iran]? Mereka telah membunuh sekitar seribu warga Amerika Serikat, lalu mengapa kita tidak meneror mereka? Saya tidak mengatakan melancarkan operasi militer, akan tetapi saya mengusulkan operasi rahasia [teror]."

Situs Aljazeera dalam hal ini melaporkan, "Setelah tuduhan para pejabat Amerika Serikat bahwa Pasdaran Iran terlibat dalam rencana teror Duta Besar Arab Saudi untuk Washington, kembali Amerika Serikat dan Iran saling bersitegang."

Kean yang saat ini juga menjadi anggota Komisi Keamanan Dalam Negeri di Parlemen AS itu mengatakan, "Iran harus mendapat tekanan hebat."

Reuel Marc Gerecht, mantan pengamat Timur Tengah di CIA dan anggota Lembaga Perjuangan Demokrasi, menjelaskan bahwa Pasdaran Iran tidak menggunakan logika yang digunakan oleh Amerika Serikat, dan bahwa Pasdaran tidak akan gentar kecuali salah satu pejabatnya ditangkap atau diteror.

Gerecht bahkan secara langsung menyebut nama Qasem Soleimani, Panglima Pasukan Qods Iran, untuk ditahan atau diteror.

Sebagian pengamat berpendapat bahwa setelah gagal melontarkan isu serangan militer ke Iran, sekarang Amerika Serikat mulai mencari alasan untuk menjustifikasi operasi rahasia teror para pejabat Iran. Langkah awalnya dengan melontarkan tudingan rencana teror Dubes Arab Saudi untuk Washington oleh Pasdaran Iran.
(IRIB/MZ/PH)

Embargo Bank Sentral Iran, Ekonomi Eropa Rugi

Kantor berita Fars melaporkan, Wakil Menteri Keuangan Amerika, David Cohen mengaku bahwa dunia dan Eropa akan rugi jika mengembargo Bank Sentral Iran. Berkaitan hal itu ia mengatakan, "Kita saat ini sedang mengevaluasi kemungkinan akibat embargo ini terhadap ekonomi dunia dan mitra-mitra kami."

Berdasarkan laporan koran Amerika, The Wall Street Journal, melaporkan, Amerika berusaha menarik pendapat dan simpati Uni Eropa soal sanksi terhadap Bank Sentral Iran.

Ahad kemarin (23/10) David Cohen berkunjung ke Eropa guna membahas masalah itu dengan sekutunya di Eropa.

Sejak tahun 1979, Amerika telah memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran. Antara Amerika dan Iran tidak ada kerjasama ekonomi yang bisa diandalkan, sehingga mengembargo Bank Sentral Iran tidak akan berpengaruh apapun terhadap kondisi ekonomi Iran. Berbeda dengan Eropa, Eropa mempunyai hubungan dagang yang sangat luas dengan Iran. Tahun lalu transaksi antara Iran dan Uni Eropa mencapai 25 miliar euro.

Berdasarkan laporan tersebut, para pejabat Eropa dan Amerika merasa khawatir akan terjadi kenaikan drastis terhadap harga minyak dunia jika diberlakukan sanksi terhadap Bank Sentral Iran. Karena Iran merupakan negara pengekspor minyak terbesar keempat di dunia.

Berkaitan dengan masalah itu, Presiden Obama menggelar rapat bersama dengan para pejabat Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan para pejabat Gedung Putih.

Disebutkan pula bahwa para pejabat Amerika dan Eropa tidak dapat berharap banyak kepada Cina, dan India untuk bergabung dengan mereka.

Menurut rencana, Cohen akan berkunjung dari London ke kota-kota Eropa lainnya seperti Paris, Berlin, dan Roma. Kunjungan tersebut dalam rangka mencari dukungan untuk memberikan sanksi terhadap Iran. Anehnya rencana kunjungan tersebut telah diagendakan sebelum terjadi rencana kasus teror terhadap Duta Besar Arab Saudi di Washington, Adel al-Jubeir.

Amerika berharap dengan cara menggelontorkan kasus rencana Iran meneror Dubes Saudi di Washington, Eropa akan mengikuti dan mendukung kebijakan anti-Irannya. Amerika telah mengklaim bahwa Iran berencana meneror Dubes Saudi di Washington, namun hingga kini tidak ada bukti yang membenarkan klaim teresebut. Bahkan Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu secara resmi menolak klaim Washington itu. (IRIB/RA/SL)


Iran Pemenang Perang di Irak

_______________________________________________



Koran USA Today dalam analisanya mengevaluasi capaian militer Amerika Serikat dalam pendudukannya selama sembilan tahun di Irak. Koran beroplah besar di Amerika Serikat itu mengakui bahwa Iran menjadi pemenang perang di Irak.

Masalah penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak dan dampaknya bagi kepentingan AS di Timur Tengah, dikupas dalam analisa tersebut.

Di awal analisa itu disebutkan, "Di dunia fantasi dan ideal, perang Irak harus diakhiri dengan perdamaian, ketenteraman, stabilitas, dan demokrasi. Pada saat yang sama, Iran harus tergeser ke tepi, dan rakyat Irak seharusnya bersuka cita melupakan kegembiraan mereka di jalan-jalan dalam mengapreasi pengorbanan tentara Amerika Serikat dan tewasnya sekitar 4000 pasukan Amerika dalam proses penggulingan rezim zalim dan despotik."

"Namun di dunia nyata, para arsitek perang tidak membayangkan akan menyaksikan hari seperti ini. Sejak George W. Bush dengan bangga menyatakan 'mission accomplished', hingga kini muncul pertanyaan soal bagaimana Amerika Serikat dapat meraih kemenangan "relatif" di Irak dan dapat keluar dari negara itu secepat mungkin. Sembilan tahun telah berlalu dari bencana itu. Dua kali lipat masa Perang Dunia Kedua."

Sejumlah tokoh Republikan menuding pemerintah Obama bertanggung jawab atas kegagalan Amerika di Irak.

Akan tetapi koran USA Today menyebutkan, "Kegagalan perang di Irak merupakan hasil dari politik keliru Bush dan Cheney. Bagaimana mungkin Amerika Serikat dapat menjaga kepentingannya di Timur Tengah dengan mengusung pasukan ke wilayah itu." Kini opini publik rakyat Muslim sangat membenci Amerika Serikat dan tidak seperti yang diharapkan, dukungan terhadap Iran semakin kuat. Iran yang menjadi pemenang dalam perang di Irak.

Joe Lieberman, seorang senator AS pro-Israel, menentang keras penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak. Menurutnya, Amerika harus mempertahankan sedikitnya 100 ribu pasukannya di Irak. Ia mengakui kegagalan pemerintah Obama dalam berinteraksi dengan pemerintah Perdana Menteri Irak, Nouri al-Maliki. Namun demikian, Lieberman bersikeras agar Washington terus berusaha karena jika tidak maka apa yang selama ini telah dikorbankan Amerika di Irak hangus.

Lieberman menuntut Obama harus kembali melakukan pendekatan persuasif lebih agresif dengan pemerintah Maliki soal keberadaan pasukan Amerika di Irak. Eskalasi pengaruh Iran di Irak, menjadi alasan utama Lieberman. (IRIB Indonesia/MZ)


__________________________________________________ ____________
Abad ini adalah abad kebangkitan kaum tertindas! {Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomeini}


Al-Azhar Mesir Membela Iran


"setiap negara Islam yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Israel dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah dosa dan kejahatan terhadap Islam"
(Mantan Ketua Komisi Fatwa al-Azhar Mesir, Syeikh Abdul Hamid al-Atrash)

______________________________________
Mantan Ketua Komisi Fatwa al-Azhar Mesir, Syeikh Abdul Hamid al-Atrash, dalam fatwa terbarunya menyatakan, setiap negara Islam yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Israel dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah dosa dan kejahatan terhadap Islam.

Koran al-Jumhuriyah terbitan Mesir (10/11) menulis, Syeikh al-Atrash menegaskan bahwa setiap setiap negara Arab yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah melakukan dosa dan kejahatan terhadap Islam, karena membantu musuh yang sama sekali tidak beriman kepada Allah Swt dan rasul-Nya.

Syeikh al-Atrash menegaskan, "Karena Allah Swt berfirman bahwa kaum mukminin adalah bersaudara."

Pejabat al-Azhar itu menambahkan bahwa negara-negara yang bungkam di hadapan fitnah Amerika Serikat juga sama-sama berdosa. Tidak hanya itu, Syeikh al-Atrash juga menegaskan bahwa negara-negara lain harus menghancurkan pihak mana pun yang membantu Amerika Serikat, Israel dan negara-negara lain yang berusaha menghancurkan sebuah negara Islam.

"Ini merupakan kewajiban pokok untuk setiap negara dan setiap orang yang hanya bungkam dan tidak melakukan apapun juga terlibat dalam dosa tersebut," tuturnya.

Dalam beberapa hari terakhir, akibat propaganda media massa mainstream dan para pejabat rezim Zionis anti-Iran, masalah serangan militer terhadap instalasi nuklir Iran atas tuduhan bohong Amerika Serikat kembali meningkat. Namun ancaman serangan terhadap Iran itu mendapat penentangan dari sejumlah negara termasuk Perancis, Rusia, dan Cina.
(IRIB Indonesia/MZ/SL)


Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

...

No comments:

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.