Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

18 March 2012

Unity56199: Syariat

Unity56199: Syariat: Syariat dan Sumber Hukum Islam
AL QUR’AN PETUNJUK JALAN   Di be r bagai belahan dunia, terdapat banyak manusia yang tertindas dan terani...

14 March 2012

Mengenal Hadist Sebagai Penuntun Hidup

Hadist Arba'in An-Nawawi (Hadist 1 : Ikhlas)

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.

(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang)

02 March 2012

Teruslah berjuang FPI

Unity56199 - Kampanye Palestina dan Islam untuk Dunia

Posted by: Unity56199 | 8 Rabi Al-Thani 1433 H. / 1 Maret 2012


Gencar sekali pemberitaan tentang FPI di media akhir-akhir ini. Hal ini di sebabkan adanya penolakan masyarakat dayak (Kalteng) terhadap kedatangan pimpinan FPI di daerah tersebut beberapa hari yang lalu (sabtu,11/2/2012).

Sehingga muncul wacana untuk membubarkan organisasi tersebut oleh sebagian orang-orang yang tidak setuju dengan aksi-aksi yang dilakukan FPI. Sehingga pro kontra opini publik terbentuk.

Sorotan publik tentang isu-isu korupsi sedikit teralihkan. Seperti perhatian publik terhadap partai berkuasa yang lagi di terpa badai yang sekarang lagi sibuk-sibuknya memperbaiki citranya di media.


Tentang FPI

Salah satu ormas yang berideologi Islam. Ormas ini mempunyai visi dan misi untuk menegakan amar ma´ruf nahi munkar untuk penerapan Syari´at Islam secara káffah. Seperti yang dikatatan Ust. Habib Rizieq “Posisi FPI menjadi semacam Pressure Group di Indonesia, untuk mendorong berbagai unsur pengelola negara agar berperan aktif dalam memperbaiki dan mencegah kerusakan moral dan akidah umat Islam, serta berinisiatif membangun suatu tatanan sosial, politik & hukum yang sejalan dengan nilai-nilai syariat Islam”.

Sebagai ormas, saya memahami FPI sebagai ormas yang memiliki peran dan fungsi sebagai pengartikulasi kepentingan masyarakat. Artinya FPI mewakili kelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan dalam negara. Pola aksi yang dilakukan FPI selama ini yang cenderung menekan merupakan sesuai dengan posisi FPI sebagai kelompok penekan (pressure group). Sebagai kelompok penekan ormas ini selalu bekerja dalam rangka untuk mempengaruhi, mengontrol, dan mengingatkan pemerintah beserta perangkat-perangkatnya. Agar membangun tatanan sosial, politik dan hukum sejalan dengan nilai-nilai agama serta mencegah kerusakan moral bangsa yang sangat parah sekarang ini.

Keras belum tentu merusak

Secara prinsip saya tidak setuju dengan aksi-aksi kekerasan yang sering dilakukan FPI sebagaimana terlihat di beberapa media. Tapi dalam melihat persoalan ini perlu dilihat latar belakang penyebab aksi yang mereka lakukan.

Kita perlu lihat objek apa yang sering dijadikan aksi kekerasan oleh FPI, Seberapa besar dampak kerusakan yang disebabkan oleh mereka. Saat berpikir seperti ini saya tetap berpendapat aksi-aksi mereka tidak seharusnya seperti itu. Maksud saya hendaknya pemerintah harus adil melihat persoalan ini.

Mari kita bandingkan dengan pemberian izin/pe-legal-an serta perlindungan praktek-praktek perzinaan, perjudian, penistaan agama, korupsi dan kemaksiatan lainnya yang tentunya mudah kita buktikan di sekitar kita saat ini.

Saya berpikir, justru ini bentuk kekerasan yang paling keras. Kenapa demikian?? karena upaya melegalkan hal-hal yang demikian akan mempunyai dampak buruk yang sangat signifikan dipandang dari sudut manapun juga, baik sisi sosial, politik, hukum, budaya dan agama. Kalo tidak percaya tanya saja sama ahlinya.

Saya sangat setuju dengan tulisan kader FPI yang menyatakan bahwa penyakit masyarakat yang bersifat struktural, misalnya industri pornografi atau perjudian, harus dihadapi secara tegas baik dengan pendekatan hukum maupun tekanan-tekanan politis. Pembiaran terhadap kejahatan sosial semacam ini berpotensi membuahkan berbagai bentuk penyakit masyarakat yang pada akhirnya akan merusak berbagai sendi nilai-nilai moral dan bahkan akidah umat Islam.

Fakta-fakta yang membelalakkan mata saya

Saya sangat miris saat saya baca dalam sebuah media yang pro terhadap FPI. Mereka mengungkap fakta yang cukup adil tentang golongan-golongan yang ikut aksi menuntut pembubaran FPI di depan Plaza Indonesia. Dalam berita yang ditulis media itu jelas sekali foto-foto orang yang ikut dan saat melihat foto-foto itu mata saya terbelalak seketika. Ternyata ini ini golongan mereka. Mana bisa orang-orang seperti ini diandalkan untuk memperbaiki bangsa.

Foto-foto aksi Kelompok Penolak FPI di Bundaran HI

Cewek bertato

o-cewek-tato-rokok

Preman

m-cowok-tato-2

Cewek bertato

k-cewek-tato

Disamping foto-foto diatas, berkaitan dengan masyarakat suku dayak. Ternyata tidak semua suku dayak yang menolak kedatangan FPI. Hal ini dinyatakan oleh tokoh masyarakat dayak yang ada di kalteng.

“Saya dari masyarakat Dayak Seruyan. Betul kata Habib (Rizieq) tidak semua masyarakat menolak FPI, kami akan tetap mendirikan FPI di Seruyan, Kobar, Kotim, Sampit, dan Kuala Kapuas, secepat-cepatnya. Masyarakat mendukung dan kami bahkan meminta,” kata Budiyardi yang tercatat sebagai anggota DPRD Seruyan, Senin (13/2). (sumber situs beritasatu).

Teruslah berjuang FPI

Setelah melihat fakta-fakta diatas, tidak ada kalimat satupun yang keluar di bibir ini kecuali Teruslah berjuang FPI…!!! Upaya pembelaan umat Islam secara terorganisasi merupakan hal mendesak yang dilakukan karena globalisasi yang ada saat ini sudah menjelma menjadi penjajahan gaya baru, melalui upaya-upaya pemaksaan sistim politik, budaya dan sosial ke bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam.
Upaya-upaya pengrusakan dari dalam umat Islam sendiri perlu dihadapi dengan tegas, misalnya upaya pembiasan makna pluralisme atau upaya liberalisasi ajaran Islam. Islam sangat menghargai adanya pluralitas dalam hubungan sosial antar berbagai bangsa termasuk hubungan sosial antar umat beragama, namun menolak tegas pluralisme agama yaitu upaya-upaya mencari kesamaan prinsip diantara berbagai agama yang ada.

Toleransi antar umat beragama hendaknya difokuskan pada upaya-upaya mencari pola untuk saling menghormati atas perbedaan yang ada tanpa rasa permusuhan, dan ini jelas terkandung dalam kitab suci umat Islam, Al-Qur´an, dalam surat Al-Kafirun, “untukmu agamamu, dan untukku agamaku“. Wallahu A’lam.

sumber : Islamedia

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.