Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

21 November 2011

Geografi dan Peta Lengkap Sejarah Palestina 1948

suarAsia - Kampanye Palestina untuk Dunia

Posted by: Brigade Al-Karamah  | 21 November 2011


Dalam sebuah seminar terbuka di London yang bertema "Peta Palestina: Kelangsungan Hidup atau Kehancuran" berhasil diungkap Atlas Palestina karya Dr Salman Abu Sitta, dimana penulis menghubungkan antara geografi Negara Palestina dengan sejarah Nakba.

Atlas dalam bahasa Inggris itu dikeluarkan berdasarkan dokumen-doukmen langka dan referensi penting dimana itu diambil dari ratusan dokumen yang khusus terkait dengan masalah Palestina yang ditetapkan atas argumen dan bukti yang terdokumentasi secara hukum dan logis yang membuktikan ‘ke-Palestina-an’ Palestina dan menegaskan hak kembali.

Abu Sitta dengan menggunakan dokumen-dokumen itu ingin membuktikan hak-hak Palestina dan kembali menampilkan potongan sejarah Israel yang berupaya menghapus sejarah Palestina dan penghapusan atas monumen-monumennya serta kelanjutan dari Nakba.

Peta sejarah Palestina itu menampilkan dari sisi pengasingan Palestina dan menyajikan analisis historis dan sah atas pengusiran yang dimulai pada tahun 1947 dan masih terus terjadi sampai hari ini juga, selain peta itu juga menawarkan klarifikasi penting atas kebijakan pengusiran yang berhasil didokumentasikan oleh Atlas itu, yang berisi nama dan deskripsi dari desa-desa Palestina yang dihancurkan dan dihapus dari peta Israel.

Atlas itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu di era mandat Inggris, rincian Nakba dan tentang apa yang terjadi atas para pengungsi dan pengsiran mereka di negara dunia lalu apa yang terjadi terhadap wilayah Palestina dalam 18 tahun yang diikuti dengan pendirian Israel.

Dokumen dalam Atlas itu dinilai sebagai dokumen terbesar terkait Palestina sejauh ini yang mengandung informasi tentang 1.600 kota dan desa, dan informasi tentang 16 ribu lokasi-lokasi bersejarah, budaya dan sipil dimana ada 26 ribu nama tempat di Palestina.(milyas/aljzr)
arsip : Minggu, 14/11/2010 07:10 WIB


Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

...

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.