Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

08 November 2011

[ 08/11/2011 ] Bukti Eksistensi Yahudi di Al-Quds Tidak Ada

Kampanye Palestina Untuk Dunia
Posted by: im_firman | 08 November 2011

Bapak Arkeolog Israel: Bukti Eksistensi Yahudi di Al-Quds Tidak Ada

Arkeolog senior Israel meragukan adanya kaitan apapun antara entitas Yahudi dengan Kota Al-Quds (Yerusalem), yang itu bertentangan dengan klaim Israel ihwal kehadiran bersejarah mereka di kota itu.
Israel Finkelstein, arkeolog Israel yang dikenal sebagai Bapak Arkeolog Yahudi itu menegaskan kepada surat kabar Jerusalem Post bahwa para arkeolog Yahudi belum menemukan bukti sejarah atau arkeologi yang mendukung beberapa kisah yang terkandung dalam Taurat, termasuk cerita keluar dan masa bingung di Sinai serta kemenangan Yosua bin Nun atas Kanaan.
Berkenaan dengan klaiman Haikal Salomon, arkeolog Israel itu menegaskan bahwa tidak ada bukti arkeologi yang menunjukkan bahwa Haekal itu pernah ada di sana.
Surat kabar itu mengutip Raphael Greenberg, seorang dosen di Tel Aviv University, yang mengatakan bahwa seharusnya Israel menemukan sesuatu jika terus menggali untuk jangka waktu enam minggu, tetapi bangsa Israel di kota Daud di Silwan yang terus menggali tanpa henti selama dua tahun lalu itu ternyata tidak menemukan apa pun.
Demikian juga Profesor Yoni Mizrachi, seorang arkeolog independen, sebelumnya bekerja dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sependapat dengan Finkelstein. Mizrachi mengatakan, “Majelis (Elad) yang sayap kanan tidak menemukan bahkan sebuah papan pun yang bertuliskan"Selamat Datang di Istana Daud " meskipun posisi (adanya Haekal itu) hal yang pasti dalam hal ini, seperti juga mereka bergantung pada teks-teks suci untuk membimbing mereka dalam pekerjaan mereka itu. "
Pemerintah Israel sejak pertengahan 2008 secara diam-diam dan sangat serius memulai perluas dan penguatan kontrol atas pemukim di Silwan dan daerah sekitar kota tua bersejarah itu, yang diduduki Israel dalam perang pada bulan Juni 1967 dan kemudian dianeksasi dalam langkah yang tidak diakui oleh masyarakat internasional atau PBB.
Ahli Israel percaya bahwa tujuan utama di balik kegiatan penggalian adalah untuk mendorong warga Palestina keluar dari kota suci, dan perluasan pemukiman Yahudi di sana.(milyas/aljzr)
sumber : berita knrp.or.id | Selasa, 09/08/2011 13:51 WIB


Allah-green.svg

...***Brigade Al-Karamah***...
suarAsia.blogspot.com

No comments:

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.