Translate

“Rasa takut terhadap manusia jangan sampai menghalangi kamu untuk menyatakan apa yang sebenar-benarnya jika memang benar kamu melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.” (HR Ahmad)

“Raja (pemimpin) dan agama merupakan dua sejoli, tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena agama adalah pondasi sementara raja adalah penjaganya, jika tidak memiliki pondasi maka akan hancur, dan jika tidak memiliki penjaga maka nilai-nilai yang terkadung didalamnya (Islam, Iman, Ihsan) akan rapuh dan segera sirna”
Assalâmu'alaikum warahmatullâhi wa barakâtuh

jadwal sholat

Akan lahir dari ilmu:

kemuliaan walaupun orangnya hina, kekuatan walaupun orangnya lemah, kedekatan walaupun orangnya jauh, kekayaan walaupun orangnya fakir, dan kewibawaan walaupun orangnya tawadhu'

29 October 2011

[ 28 Oktober 2011 ] 12 Universitas di London Sepakat Boikot ‘Israel’

SUARA PALESTINA UNTUK DUNIA
Posted by : im_firman | 28 Oktober 2011





12universitas di London melakukan pertemuan untuk berdiskusi tentang boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) atas ‘Israel’ di kampus-kampus.

Organisasi-Organisasi yang mewakili ke-12 universitas tersebut adalah:
- Kings College London Action Palestine
- University College London Friends of Palestine
- SOAS Palestine Society
- LSE Palestine Society
- Goldsmiths Palestine Campaign
- Brunel Friends of Palestine
- London Metropolitan University Palestine Society
- Queen Mary Palestine Solidarity Society
- Middlesex Free Palestine Society
- Imperial Palestine Society

 Acara terkait dukungan atas BDS tersebut diselenggarakan di Universitas London Union (ULU) pada Mei 2011. Berdasarkan hasil pemungutan suara di sana, disepakati bahwa pihak universitas mendukung dan bersedia mengkampanyekan BDS dalam rangka mendukung serikat Palestina. Dukungan ini diketuai oleh Wakil Presiden ULU Rillo Rackza.

Ada lebih dari 250 peserta, mayoritas mahasiswa hadir dalam pertemuan untuk mendengarkan presentasi Rafeef Ziadeh dari Komite Boikot Nasional Palestina, Ilan Pappe–seorang akademik ‘Israel’ di Universitas Exeter, Mike Cushman dari Komite Inggris untuk universitas-universitas Palestina, dan Karma Nabulsi–seorang akademik Palestina dari Universits Oxford.

Masing-masing pembicara diberi waktu sepuluh menit untuk presentasi yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab selama satu jam. Setelah sesi tanya jawab, Mehdi Beyati dari Kings College London Action Palestine memaparkan bahwa pihaknya sempat terlibat dalam proyek penelitian penggalangan dana Uni Eropa dengan sebuah perusahaan ‘Israel’ bernama Ahava.

Namun, Beyati melanjutkan, belum lama ini, serikat mahasiswa Kings menuntut pihak universitas untuk keluar dari proyek tersebut.

sumber : hidayatullah.com



No comments:

Mengapa bangsa Indonesia harus memberikan rasa kepedulianya terhadap Palestina?
Sedikitnya ada 5 alasan yang mendasarinya yaitu:
1. Palestina adalah tanah yang diwakafkan Umar Bin Khatab kepada Umat Islam
2. Palestina adalah tempat suci Umat Islam
3. Palestina adalah Qiblat pertama Umat Islam
4. Palestina adalah negeri Isra' Mi'rajnya Baginda Nabi Muhammad SAW
5. Palestina adalah alasan Historis, Palestina mendukung kemeredekaan Indonesia
"DEMI KEBANGKITAN ISLAM KAMI RELA BERKORBAN UNTUK ISLAM YANG MULIA"

PAHAM ZIONISME DAN ISRAEL

Teror... Peperangan, pengusiran dan pembantaian... Selama puluhan tahun hingga kini Al Quds bersimbah darah, air mata dan penderitaan... Namun sebelumnya, terdapat masa di mana Palestina menjadi teladan bagi perdamaian, kerukunan dan keadilan. Pemeluk agama yang berbeda hidup berdampingan sebagai saudara dan beribadah dengan semangat saling menghormati dan menghargai. Masa kedamaian ini terjadi dalam sejarah di masa pemerintahan Muslim. Kala itu, wilayah ini di bawah pemerintahan Islam setelah pengambil-alihan Palestina oleh Khalifah Umar pada tahun 637 M. Pemerintahan baru ini memperlihatkan toleransi besar terhadap kaum Nasrani dan Yahudi. Sebagaimana ajaran Islam, pemerintahan Muslim mengizinkan pemeluk agama lain untuk hidup sesuai agama mereka masing-masing. Kekhalifahan Utsmaniyyah mengambil alih wilayah ini pada tahun 1517 dan memperlihatkan toleransi dan keadilan yang sama sebagaimana pemerintahan Muslim sebelumnya. Mereka membangun suasana perdamaian dan kebebasan di wilayah yang masih menjadi teladan hingga kini. Berkat “sistem bangsa,” yang mengizinkan pemeluk agama berbeda untuk hidup sesuai keyakinan masing-masing, kaum Nasrani dan Yahudi menikmati lingkungan yang penuh toleransi, keamanan dan kebebasan di wilayah kekhalifahan Utsmaniyyah.