Sejarah
Berdirinya Negara Israel
POSTED
BY Qhiaiya ⋅ 7
SAFFAR 1433 H/JANUARY 1, 2011 ⋅
A. Perjalanan sejarah
bangsa Israel
Ajarannya disebut “Yudaisme” karena bersifat ke-bangsa-an dan
khusus bagi bangsa Yahudi atau Bani Israil, yaitu ajaran yang berasal dari
agama yang diturunkan Allah untuk bani Israil dengan perantaraan utusan-Nya
yaitu Musa a.s. Kitab sucinya dinamakan Thaurat (wasiat lama) yang aslinya
tidak ditemukan lagi sekarang.
Agama bangsa yahudi diperoleh dari Ibrahim a.s.,
melalui jalur keturunan anaknya Ishak a.s. Agama bangsa Yahudi dipercaya
diperoleh dari garis keturunan Ibrahim a.s., kemudian dilanjutkan melalui jalur
keturunan anaknya Ishak a.s.
Menurut alur Al-Kitab asal usul bangsa Yahudi
adalah keturunan salah satu cabang ras Semitik purba yang berbahasa Ibrani
(kejadian 10:1, 21-32;1) (tawarikh 1:17-28, 34;2:1,2). Hampir 4000 tahun yang
lalu, Ibrahim nenek moyang mereka beremigrasi dari kota besar Ur Kasdim yang
sangat makmur di Sumeria ke negeri Kanaan. Darinya garis keturunan orang Yahudi
dimulai dengan Ishak puteranya dan Yakub cucunya, yang namanya diubah menjadi
Israel (kejadian 32:27-29).
Israel mempunyai 12 putera, yang menjadi pendiri
12 suku. Salah seorang dari mereka adalah Yehuda yang akhirnya dari namanya
berasal kata “Yahudi” 2 raja 16:6, JP.
Diantara garis keturunan tersebut, bagi bangsa
Yahudi Musa a.s. mendapat tempat yang sangat istimewa meskipun Isa a.s. juga
diutus untuk bangsa Israel. Musa dianggap memenuhi peranan penting sebagai
perantara perjanjian Taurat yang Allah berikan kepada Israel, disamping sebagai
nabi, hakim, pemimpin dan sejarawan (Keluaran 2:1-3:22).
Agama ini percaya pada keesaan Tuhan secara
mutlak (monoteis) dan menganggap Allah turun-tangan dalam sejarah manusia,
khususnya berkenaan dengan orang Yahudi. Ibadat bangsa Yahudi menyangkut
beberapa perayaan tahunan dan berbagai kebiasaan. Meskipun tidak ada kredo atau
dogma yang diterima oleh semua orang yahudi mengenai keesaan Allah yang
dinyatakan dalam Shema, yaitu doa berdasarkan kitab Ulangan 6:4, merupakan
bagian terpenting ibadat sinagoge:
“Dengarlah, Hai bangsa Israel: Tuhan itu Allah
kita, Tuhan itu Esa”.
Pada mulanya Nabi Musa a.s. mengajarkan kepada
umatnya tentang ada dan esanya Allah. Tetapi ajaran murni ini akhirnya berubah
karena sifat “exclusive nasionalistic” penganutnya. Perubahan tersebut dapat
dilihat dari sumber prinsipil Syahadat mereka “Schema Yisrael, adonai alaheynu
adonai achud” Ulangan: [6][4] yang didalam pelaksanaannya rasa kebangsaan
diatas segalanya sehingga keesaan Allah sendiri menjadi kabur.
Ajaran Yudaisme tidak menyebut adanya hari
kiamat, akhirat, siksaan pada hari akhirat dan pembalasan dalam bentuk pahala.
Mereka tidak membicarakan keselamatan pribadi penganut-penganut ajaran mereka.
Kepada mereka selalu diindoktrinasikan adanya kejayaan yang abadi dipalestina
sebagai negara yang dijanjikan Tuhan bagi minoritas Yahudi, satu-satunya umat yang
berhak mewarisi bumi Tuhan sebagai umat yang terpilih.
Hingga kini kita dapat melihat mengapa Israel
begitu ngotot menguasai Palestina dengan menteror semua bangsa yang bukan
Yahudi agar minggat dari tanah Palestina.
Peribadatan mereka dilakukan terutama pada hari
sabtu mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Segala pekerjaan tangan
seperti menyalakan lampu, memadamkan api dan lain-lainnya terlarang pada hari
tersebut. Pelanggaran terhadap ketentuan diatas diberi ancaman keras. Mereka
dianjurkan berjamaah dan minimal 10 orang dan dilakukan tiga kali sehari.
Sebelum sembahyang mereka juga berhadas dan mengambil wudhu. Di dalam
sembahyang mereka diharuskan memakai penutup kepala.
Puasa mereka dilakukan pada hari-hari tertentu,
seperti “Yom Kippur” selama 24 jam, tanggal 10 bulan Tishri dan setiap hari
senin dan kamis. Didalam kitab Imamat orang lewi Thaurat [10]:[9], [10]:[11]
minuman yang memabukkan terlarang bagi setiap penganut ajaran Yudaisme.
Larangan ini tidak pernah diperdulikan, …
Max I. Dimont, sejarawan Yahudi, dalam bukunya “Jews, God,
and History”, menulis, “Ketika, akhirnya, pada abad XII SM, bangsa Yahudi menetap
di sebuah negara yang dapat mereka sebut sebagai milik mereka sendiri, mereka
memilih sejalur wilayah yang merupakan koridor bagi tentara imperium-imperium
yang sedang berperang. Bangsa Yahudi haus membayar pilihan ini, terbantai di
medan pertempuran, dijual sebagai budak, atau dideportasi ke negeri-negeri
asing. Tapi mereka terus datang ke tempat tua tersebut, membangun jalur
pemukiman kecil baru yang secara berganti-ganti disebut sebagai Kan’an,
Palestina, Israel, Judah, Judea dan sekarang Israel lagi”. Sebagai seorang
ilmuwan Yahudi dan juga mayoritas kaum Yahudi lainnya, Max I. Damon meyakini secara
aqidah bahwa palestina adalah milik bangsa Yahudi, karena nenek moyang mereka
pernah mendirikan sebuah negara disana.
Kawasan itu merupakan kawasan
strategis yang menghubungkan antara Asia, Afrika dengan Eropa. Dan dengan
doktrin aqidah yang demikian kental, diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, bangsa Yahudi tidak mengenal putus asa untuk kembali ke Palestina.
Kaum Yahudi sekarang, secara
umum, terdiri dari dua kategaori besar. Pertama, disebut bangsa Sam (Semitic),
mengaku sebagai keturunan nabi Ibrahim as, lazim juga disebut bangsa Kan’an.
Yang kedua adalah yang bukan Sam, seperti yang berkulit hitam dan sebagainya,
bukanlah keturunan langsung dengan nabi Ibrahim as.
Nabi Ibrahim as berasal dari
Ur, Irak selatan, kemudian hijrah ke Kan’an Palestina sekitar tahun 2000 SM,
disitulah lahir nabi Ishaq as, kemudian berputera nabi Ya’qub as, kemudian
berputera nabi Yusuf as, Kan’an ketika itu terhitung sebah desa, Al Qur’an
menyebutnya baduwi (QS 12:100).
Setelah nabi Yusuf as menjadi
pembesar di Mesir, nabi Yaqub as beserta seluruh keluarganya hijrah ke Mesir.
Di Mesir mereka mengalami kemajuan dan perkembangan, baik dari segi jumlah
orang, maupun kekayaan dan kedudukan. Setelah nabi Yusuf as meninggal dunia,
kondisi sosial mereka yang semula terhormat mulai bergeser, karena mereka
meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, serta jauh dari syariat nabi Yusus
as.
Kerajaan Mesir yang tadinya
mereka kuasai, diambil alih kembali oleh penduduk asli Mesir dengan
menghidupkan kembali Pharaoisme. Sejak itulah bangsa Yahudi mengalami nestapa,
mereka diperbudak berabad-abad lamanya oleh bangsa Hykhos, nama sukun dari Asia
dan kemudian oleh bangsa Mesir sendiri.
Sesuai dengan kehendak Allah
swt, kemudian nabi Musa as lahir, dia keturunan bani Israel dari suku Levi,
beliau diselamatkan Allah swt dari petaka Fir’aun, bahkan menjadi putra angkat
sampai menginjak dewasa. Karena membunuh bangsa Mesir untuk membela orang
Yahudi, nabi Musa as melarikan diri ke Madyan dan menikah dengan seorang puteri
nabi Syu’aib as. Setelah selama sepuluh tahun bersama keluarga besar nabi
Syu’aib as, Allah swt memerintahkannya kembali ke Mesir, sebagai seorang rasul
yang diutus kepada bani Israel. Nabi Musa as pun berdakwah menyebarkan
risalahnya, sampai beliau bersama sejumlah pengikutnya harus hijrah kembali ke
Palestina, karena Fir’aun berkehendak membersihkan mereka dari bumi Mesir.
Didalam al Qur’an 5:21-26,
perintah menuju Palestina memang datang dari Allah swt, tapi mereka enggan
masuk ke Palestina meskipun dijamin kemenangan oleh Allah swt, bahkan berani
berkata tidak sopan kepada nabi Musa as, maka Allah swt mengharamkan bumi
Palestian selama empat puluh tahun dan mereka terlunta-lunta di padang Tiih.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa
hampir duaratus tahun bangsa Yahudi terpontang-panting dikawsan tidak bertuan
(padang Tiih) dan sekitarnya, sampai nabi Daud as dan nabi Sulaiman as berhasil
mendirikan kerajaan di Palestina, tahun 1040-970 SM.
Kerajaan nabi Daud as yang
kemudian dilanjutkan oleh nabi Sulaiman as itu hanya utuh selama beliau masih
hidup, setelah nabi Sulaiman as wafat, kerajaan itu pecah menjadi dua, Kerajaan
Yahuda dan Kerajaan Israel.
Pada tahun 721 SM, kerajaan
Israel ditaklukkan oleh Tiglath-Pileser III, raja Assyyira. Pada tahun 586 SM,
raja Nebuchadnezzar menaklukkan kerajaan Yahuda. Seluruh bangsa Yahudi digiring
ke Babylonia untuk menjadi budak. Di Babylonia itulah para pemuka Yahudi
menanamkan doktrin ‘janji kembali ke kampung halaman’ kepada para pengikutnya.
Kemudian pada tahun 550 SM,
hampir seluruh kawasan Palestina diintegrasikan kedalam kekuasaan Persia.
Ketika Alexander the greath menguasai Palestina pada tahun 334 SM, Alexander
membawa bangsa Yahudi ke Yunani, dari sini mereka kemudian menyebar ke berbagai
kawasan di Eropa. Kemudian sejak tahun 160 SM diintegrasikan kedalam kekaisaran
Romawi.
Pengungsian besar-besaran
bangsa Yahudi terjadi lagi pada tahun 66 M sampai tahun 70 M, setelah
pemberontakan mereka terhadap penguasa Romawi gagal dan Gubernur Romawi pada
waktu itu, Titus membantai puluhan ribu orang Yahudi untuk memadamkan
pemberontakan.
Demikianlah seterusnya sampai
kedatangan Islam pertama kali dipimpin oleh Umar bin Khattab ra pada tahun 637
M, mengikuti kemenangan Khalid bin Walid terhadap Romawi Binzantium di Damascus
pada tahun 635 M, Umar bin Khattab ra kemudian mewaqafkan Yerusalem dan tanah
Palestina kepada umat Islam seluruh dunia.
Pada tahun 1099 M tentara salib
(crusaders) berhasil menguasai Palestina dan kota Yerusalem, dengan membantai
70.000 penduduknya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Dengan ijin Allah swt,
pada tahun 1187 M, pahlawan Islam, Shalahuddin Yusuf bin Ayyub mengembalikannya
kembali dalam pangkuan Islam dan tetap mempertahankannya, meskipun selama lima
tahun sampai 1192 M, harus berperang dengan seluruh raja-raja besar Eropa
seperti Richard (Inggris), Frederick (Jerman), Leopold (Austria), Louis
(Perancis), raja Sisilia, yang berusaha merebut Yerusalem kembali, tetapi
mereka tidak berhasil.
Dalam naungan Islam, negeri
Palestina dan kehidupan antar bangsa Yahudi, Filistin dan Arab mengalami
perdamaian sampai negeri ini lepas dari naungan Islam pada tahun 1917 setelah
Inggris mengalahkan bani Ustmaniyyah dalam Perang Dunia I, mandat Inggris ini
dikokohkan dalam konferensi San Remo tahun 1920, dan pembela Palestina yang
utama hilang bersamaan dengan runtuhnya bani Ustmaniyyah pada tahun 1924.
B. Beberapa karakter
Yahudi didalam Al-Qur’an
Bila kita membuka Al Quran,
maka pertama kali kita temukan adalah surah Al Fatihah yang kita baca setiap
kali shalat. Surah pertama itu sudah mulai berbicara mengenai hakikat Yahudi,
yakni mereka adalah orang-orang yang dimurkai Allah (al-maghdhubi-‘alaihim).
Demikian pula surah Al Baqarah , kita akan menemukan di dalamnya 83 ayat
berturut-turut berbicara tentang Yahudi, dimulai dari ayat 40 sampai ayat 123.
Kemudian disusul dengan puluhan ayat lainnya yang kesemuanya menyoroti tingkah
laku kaum Yahudi dalam beragam kondisi dan masalah.
Yang lebih menarik ialah,
ayat-ayat tersebut mampu memberikan gambaran sebagian besar sejarah bangsa
Yahudi yang penuh kenistaan serta memberikan kata kunci yang menjelaskan watak
asli mereka. Kata kunci itu terdapat dalam ayat 120 surah Al Baqarah yang
artinya, secara psikologis dan historis, mereka tidak pernah dan tidak akan
ridha terhadap uamt Islam. Meskipun pada waktu tertentu mereka memperlihatkan
sikap manis dan tutur kata yang halus, mereka tetap melihat uamt Islam dengan
penuh curiga dan dendam dan menganggap umat Islam merupakan ancaman utama bagi
eksistensi Yahudi.
Catatan sejarah mengenai hal
ihwal Yahudi ini kita temukan secara lengkap dalam Al Quran di pelbagai surah.
Bahkan bani Israil adalah umat yang paling banyak disoroti Al Quran daripada
umat lain. Sebab Yahudi adalah tipikal manusia unik. Perjalanan hidup mereka
perlu dijadikan pelajaran agar tingkah laku, pola pikir dan sikap pembangkangan
mereka terhadap kebenaran yang dibawa para rasul, serta kecenderungan mereka
melakukan kerusakan di muka bumi tidak terulang kembali pada umat nabi
Muhammad. Juga agar kelicikan dan pengkhianatan mereka terhadap apa saja bentuk
perjanjian dan dengan siapa saja, dapat kita waspadai dan diantisipasi secara
baik sedari awal.
C. Latar belakang
berdirinya negara Israel
Bangsa Yahudi yang tinggal
diperantauan, terutama di Eropa banyak dibutuhkan untuk menjadi kuli bangunan
dan memajukan perekonomian, yang kesempatan itu menyebabkan mereka menjadi
kelas menengah di Eropa, tetapi mereka tetap menjadi orang asing di Eropa, tahun
500 M, mereka diintimidasi di Spanyol, tahun 1300 M diusir dari Inggris, tahun
1400 M diusir dari Perancis, tahun 1500 M diusir dari Spanyol. Pada abad inilah
Yahudi memperluas petualangannya sampai ke Eropa Timur, Rusia dan Amerika
Selatan.
Selama satu abad, 1600 M sampai
1700 M, kaum Yahudi berhasil menguasai pasar dan perekonomian Eropa, dan bahkan
mereka melibatkan diri dalam pendalaman ilmu pengetahuan modern.
Akhirnya mereka mulai melihat
titik terang yang akan menyinari jalan ketika mereka hendak melangkah untuk
kembali ke Palestina. Para ilmuwan mereka mulai berfikir merumuskan teori
revolusi yang akan menghancurkan kehidupan manusia, dengan tujuan untuk
mengacau dunia sehingga mempermudah jalan menuju Palestina.
Pada tanggal 1 mei 1776, tokoh
Yahudi Nathan Bernbaum, mendirikan Zionisme Internasional, dua bulan sebelum
kemerdekaan Amerika dideklarasikan. Yahuda Kalai (1798 – 1878), tokoh yang lain
mempertegas perlunya negara Yahudi di Palestina. Izvi Hirsch (1795 – 1874),
membuat studi agar diaspora Yahudi bisa mendirikan negara di Palestina. Moses
Hess tokoh Yahudi membuat buku Roma dan Yerusalem. Theodore Herzl (1860 – 1904)
membuat buku der Yudentaat (negara Yahudi) pada tahun 1896.
Untuk dunia Islam mereka
tiupkan revolusi nasionalisme, melalui Lowrence of arabica, mereka berhasil
memecahbelah negeri Arab untuk melepaskan diri dari khilafah Utsmaniyyah.
Meskipun Eropa dan Rusia sudah
berhasil dikacaukan, penghalang utama cita-cita bangsa Yahudi adalah khilafah
Ustmaniyah, yang menjadi penjaga setia tanah Palestina.
D.
Sejarah berdirinya negara Israel
Berbagai langkah dan strategi
dilancarkan oleh kaum Yahudi untuk menembus dinding khilafah Utsmaniyyah, agar
mereka dapat memasuki Palestina.
Pertama, pada tahun 1892,
sekelompok Yahudi Rusia mengajukan permohonan kepada sultan Abdul Hamid, untuk
mendapatkan ijin tinggal di Palestina. Permohonan itu dijawab sultan dengan
ucapan “Pemerintan Ustmaniyyah memberitahukan kepada segenap kaum Yahudi yang
ingin hijrah ke Turki, bahwa mereka tidak akan diijinkan menetap di Palestina”,
mendengar jawaban seperti itu kaum Yahudi terpukul berat, sehingga duta besar
Amerika turut campur tangan.
Kedua, Theodor Hertzl, penulis
Der Judenstaat (Negara Yahudi), founder negara Israel sekarang, pada tahun 1896
memberanikan diri menemuai sultan Abdul Hamid sambil meminta ijin mendirikan
gedung di al Quds. Permohonan itu dijawab sultan “Sesungguhnya imperium Utsmani
ini adalah milik rakyatnya. Mereka tidak akan menyetujui permintaan itu. Sebab
itu simpanlah kekayaan kalian itu dalam kantong kalian sendiri”.
Melihat keteguhan sultan,
mereka kemudian membuat strategi ketiga, yaitu melakukan konferensi Basel di
Swiss, pada 29-31 agustus 1897 dalam rangka merumuskan strategi baru
menghancurkan khilafah Ustmaniyyah.
Karena gencarnya aktivitas
Yahudi Zionis akhirnya sultan pada tahu 1900 mengeluarkan keputusan pelarangan
atas jamaah peziarah Yahudi di Palestina untuk tinggal disana lebih dari tiga
bulan, paspor Yahudi harus diserahkan kepada petugas khilafah terkait. Dan pada
tahun 1901 sultan mengeluarkan keputusan mengharamkan penjualan tanah kepada
Yahudi di Palestina.
Pada tahun 1902, Hertzl untuk
kesekian kalinya menghadap sultan Abdul Hamid untuk melakukan risywah. Diantara
risywah yang disodorkan Hertzl kepada sultan adalah :
1. 150 juta poundsterling
Inggris khusus untuk sultan.
2. Membayar semua hutang
pemerintah Ustmaniyyah yang mencapai 33 juta poundsterling Inggris.
3. Membangun kapal induk
untuk menjaga pemerintah, dengan biaya 120 juta Frank
4. Memberi pinjaman 5 juta
poundsterling tanpa bunga.
5. Membangun Universitas
Ustmaniyyah di Palestina.
Semuanya ditolak sultan, bahkan
sultan tidak mau menemui Hertzl, diwakilkan kepada Tahsin Basya, perdana
menterinya, sambil mengirim pesan “Nasehati mr. Hertzl agar dia tidak terlalu
serius menanggapi masalah ini. Sesungguhnya saya tidak sanggup melepaskan
kendati hanya satu jengkal tanah itu, Palestina, sebab bukan milik pribadiku.
Tapi milik rakyat, rakyatku sudah berjuang memperolehnya sehingga mereka siram
dengan darah. Silahkan Yahudi itu menyimpan kekayaan mereka yang milyaran itu.
Bila pemerintahanku sudah tercabik-cabik, saat itu mereka baru bisa menduduki
Palestina dengan gratis. Adapun jika saya masih hidup, maka tubuhku
terpotong-potong adalah lebih ringan ketimbang Palestina terlepas dari
pemerintahanku. Kasus ini tidak boleh terjadi. Karena saya tidak kuasa melihat
tubuhku diotopsi sedang nadiku masih berdenyut”.
Berbagai cara kotor dilancarkan
Yahudi untuk menghancurkan dunia Islam. Mereka mulai dengan menghancurkan Khilafah
Utsmaniyah agar dapat menduduki Palestina. Mereka melakukan lobi denan Inggris,
Perancis, Rusia dan Amerika.
1. Pada tanggal 1 mei 1776, tokoh
Yahudi Nathan Bernbaum, mendirikan Zionisme Internasional, dua bulan sebelum kemerdekaan
Amerika dideklarasikan.
2. Yahuda Kalai (1798 –
1878), tokoh yang lain mempertegas perlunya negara Yahudi di Palestina.
3. Izvi Hirsch (1795 –
1874), membuat studi agar diaspora Yahudi bisa mendirikan negara di Palestina.
4. Theodore Herzl (1860 –
1904) membuat buku der Yudentaat (negara Yahudi) pada tahun 1896.
5. 1897, Konferensi Basel
, Swiss yang disponsori oleh Hertzl, merumuskan penghancuran Bani Ustmaniyah.
6. 1907, meningkatnya
aktivitas Freemasonry untuk menjatuhkan Sultan Abdul Hamid dari kursi khilafah.
7. 1917, perjanjian
Balfour untuk memberikan Palestina sebagai tanah air bagi Yahudi
8. 1927, meningkatnya
pembangunan rumah dan gedung milik Yahudi di Palestina atas bantuan Inggris.
9. 1937, Yahudi di
Palestina mulai membangun kekuatan terorisme bersenjata. Kemudian mereka
mendapat bantuan senjata dan latihan militer dari sekutu ketika terlibat dalam
PD II
10. Nopember 1947,
dikeluarkanlah resolusi PBB tentang pembagian tanah Palestina anatara penduduk
Palestina dengan Yahudi pendatang itu. Kemudian menyusul pembubaran Ikhwanul
Muslimin dan pembunuhan terhadap Hasan al Banna yang banyak berperan membela
Palestina.
11. 1956, Sinai dan Jalur
Gaza dikuasai Israel setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul.
12. 1967, semua kawasan
Palestina jatuh ke tangan Yahudi, demikian juga dataran Tinggi golan dan Sinai.
Terjadi setelah penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung
terhadap Sayyid Quthb.
13. 1977, serangan
terhadap Libanon dan perjanjian Camp David yang disponsori Anwar Sadat.
14. 1988, surat rahasia
Yasser Arafat untuk mengakui eksistensi Israel, berjanji hidup damai dengan
Yahudi dan akan menumpas segala aktivitas rakyat Palestina yang melawan Israel.
15. 1993 Perjanjian Gaza
Ariha mengenai pemerintahan sendiri interim bagi bangsa Palestina di
wilayah-wilayah pendudukan Israel.
16. 1994 Kesepakatan yang
memberikan otonomi pertama kepada Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
17. 1995 Kesepakatan
perluasan otonomi Palestina ke sebagian besar Tepi Barat.
18. 1996 Pemilu pertama
bangsa Palestina, Yasser Arafat terpilih menjadi Presiden
19. 1997 Kesepakatan
perluasan otonomi Hebron dan Tepi Barat.
20. 1998 Kesepakatan
transfer 13 persen wilayah Tepi Barat dari Israel ke Palestina dengan imbalan
jaminan keamanan.
21. 1999 Kesepakatan Wye
River II, di Mesir.
22. 2000 Pertama kali Paus
ke Yerusalem dan membela perlunya tanah air bagi Palestina.
23. 2001 Ariel Sharon
menggantikan Ehud Barak
24. 2002 Israel membunuh
pemimpin brigade al Aqsho, Raed el-Karmi.
D. Tokoh penting di balik
berdirinya negara Israel
Beberapa tokoh penting dialik
berdirinya negara Israel adalah : Theodore Hertzl, Arthur J Balfour, David ben
Gurion, Golda Meir, Gamal Abdel Nasser, Moshe Dayan, Abdullah, Yasser Arafat,
Anwar Sadat, Jimmy Carter, Menachem Begin, Yitzhak Rabin, Bill Clinton, Benjamin Netanyahu, Ariel Sharon dan lain-lain
E. Kejahatan Yahudi
terhadap dunia terutama Islam
Beberapa kejahatan Yahudi
terhadap Islam telah dijelaskan terdahulu, antara lain dengan lahirnya ideologi
Nasionalisme, Kapitalisme, Marxisme, Komusnisme dan lainnya.
Menurut Dr Jusuf Qordhowi,
dimasa yang akan datang tantangan kejahatan besar Yahudi terhadap Islam adalah
kejahatan Zionisme, kejahatan Naturalisasi dan kejahatan Globalisasi.
“Dunia Islam kini sedang
terbakar. Setiap kita berkewajiban segera menyiramkan air sekalipun sedikit
untuk memadamkan api yang bisa dipadamkan, tanpa menunggu orang lain.” Syaikh
Amjad Al Zahawi.
“ Israel akan berdiri dan akan
tetap berdiri sampai Islam menghancurkannya sebagaimana telah dihancurkan
sebelum ini.” Imam Syahid Hasan Al Banna.
Wallohu ‘alam,
Maraji’/Kepustakaan:
Abu Ridha, Palestina, Nasibmu
Kini. Yayasan SIDIK, Jakarta, 1994
Ja’far, Fathuddin MA, Dunia
Islam Versus Tata Dunia Baru. LPPD Khairu Ummah, Jakarta,1994
Abu Ridha, Rencana Zionis
Melumpuhkan Shahwah Islamiyah. Yayasan SIDIK, Jakarta, 1995